Wednesday, November 24, 2010

Unsur-unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat

1.       Unsur Intrinsik

a.    Tema dan Amanat
    Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol.
    Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut juga makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makna yang termuat dalam karya sastra tersebut.

b.    Tokoh dan Penokohan
    Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character).
Tokoh datar ialah tokoh yang menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat ialah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kekurangannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra krena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat karena sifat-sifatnya.
    Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara penampilan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh secara langsung. Cara dramatic, ialah cara menampilkan tokoh secara tidak langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suata cerita.
Adapun contoh-contoh percakapan, yaitu :
Dialog adalah percakapan antara seorang tokoh dengan banyak orang
-      Dualog adalah percakapan antara dua tokoh saja
-     Monolog adalah percakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi
-     Solilokui adalah bentuk percakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.


c.       Alur dan pengaluran
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
Ø      Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya
Ø      Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh
Ø      Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru
Ø      Puncak, yaitu saat puncak konflik diantara tokoh-tokohnya
Ø      Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap
Ø      Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.

    Pengaluran, yaitu atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi erat dan alur longgar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya , pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam arus lurus dan arus tidak lurus. Arus lurus ialah arus yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Arus tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bias menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campuran keduanya.

d.      Latar dan Pelataran
                Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan social. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan dimana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar.

e.      Pusat Pengisahan
                Pusat pengisahan ialah dari nama suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita disini adalah pribadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.



2.    Unsur Ekstrinsik

Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secaraekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsure ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.

-   Tema
-  Isi
-  Latar : Tempat, waktu, suasana (dengan menunjukkan bukti berupa pernyataan atau kata/ kalimat)
-  Nilai-nilai (kaitan nilai-nilai dengan kehidupan)
- Amanat
-  Sudut pandang
-  Perwatakan
-  Makna kata dalam larik puisi (makna lambang, majas, dan makna kias)
- Peristiwa-peristiwa, konflik, penyebab dan akibat konflik
-  Peristiwa-peristiwa yang mendukung suasana cerita .

4 comments: